artwork

Membuat suatu karya itu susah susah gampang. Karna untuk suatu karya yang dinilai bagus, harus memiliki kreasi sendiri dari karya yang telah ada. Beda ceritanya jika kalian menginginkan karya yang seadanya. Tinggal asal bikin aja, atau mengklaim karya orang lain itu merupakan hal yang mudah. Tapi tindakan seperti itu pantes banget dibilang maling. Maling karya orang lain. Dan seperti maling – maling pada umumnya, maling karya orang lain juga pantas menerima hukuman atas tindak tanduknya.

 

Azek. Cara bicara gue udah mirip sama Hotman Paris atau Raul Lemos belom? Oke, abaikan.

 

 

Karya bisa dalam bentuk tulisan, gambaran, nyanyian, ucapan, tindakan, kegunaan, maupun hal yang lainnya.

Menurut gue, karya yang paling sulit dilakukan adalah menggambar. Jujur, gue ngiri banget sama orang – orang yang jago gambar. Dengan goresan demi goresan, garis demi garis, mereka dapat menyampaikan keindahan. Awalnya, gue hanya melihat mereka membuat garis serta goresan berbeda – beda, yang tidak ada keindahannya sama sekali jika dilihat secara terpisah. Namun selanjutnya, mereka memadukan hal itu semua ke dalam kesatuan yang harmonis, sehingga sesuatu yang sedap dipandang akan muncul.

 

Menyaksikan mereka melakukannya dengan mudah, gue jadi tertarik untuk ikutan menggambar. Gue pernah nyoba menggambar Rapunzel, salah satu tokoh film animasi Tangled. Awalnya gue membuat wajah, rambut, mata, hidung dan mulut. Kemudian gue membuat sepasang telinga, leher, dada serta bulu dadanya. Eh sebentar, emang Rapunzel punya bulu dada?

Akhirnya, Rapunzel jadi – jadian telah selesai. Begitu meliat hasilnya, gue langsung menyadari satu hal, ternyata gambar gue gak lebih bagus dari gambar anak TK yang kebanyakan menangkap ubur - ubur. Gambar Rapunzel gue lebih mirip Rapunzel yang abis ketiban pager, babak belur.

 

Gambar Rapunzel tadi pernah gue kasih unjuk ke salah satu temen gue. Dia menanggapinya dengan “Ini gambar lo, cu? Coba deh lu kasih kucing, pasti dia ngira ini tempat yang cocok buat dia boker”

 

Gue mencoba menawarkan diri untuk menggambar wajah temen gue. Dia malah melarang sambil memohon "Maaf cu, tolong, gue gak mau disulap jadi jamban". Begitu katanya.

 

 


Akhirnya gue frustasi. Gambar gue lebih dianggap gundukan pasir yang gunanya sebagai tempat menyimpan harta peninggalan kucing. Gue memutuskan untuk mencoba hal lain selain menggambar. Dan tanpa diduga – duga, gue bertemu dengan hal baru kayak gini:


Artwork, Vector Art
Bagiin di Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar